ini tulisan qu loh,,, ^_^: April 2012

Minggu, 22 April 2012

CEWEK JANTAN MENGEJAR CINTA

hhoooaaammmmmmmm.....
udh lma jg y gk ngentri chapter,, 
pda kangeeennn gakkkkk....?????? heheeee....ngarep.com :D
di chapter sebelum ny,ada yg sneng dngn tulisan warna-warni qu... tpi ad jga yg kompleinn...(bkin mata jdi sukses "juling..") hahahahahahhaaaa...
#tepok jidat,dulu.... 
 
Qt mainin warna ny lgi nyokkk di chapter ini,,, :P (tpi gk seramai yg sblum ny koq... ^_^)

LANGsung aja yakkk...
nih dia,,, ChaPter 9
cekidot....----->>>>>


CHAPTER 9 ,,,::

Ternyata Andi........


     Beberapa hari setelah Andi menelponku.
Dari dalam kamar mandi kudengar hp-ku berdering terus. Buru-buru kuselesaikan mandiku. Kulihat layar hp-ku, ternyata si Edi yang menelponku.
woi,Ed. Dari tadi nelpon aja, knapa emangnya?” tanyaku saat kutelpon balik dia.
Rin, aku bisa minta tolong gak? Gini, tadi si Andi minta tolong dijemput kerumahnya. Cuma mendadak aku ada callingan nih. apa kau bisa menjemputnya? Ntar kukasih tau alamatnya deh.” jelas Edi panjang lebar.
eh... gimana ya?” tanyaku meragu.
bisa ya.. ntar kukasih tau ke Andi kalo kau yang menjemputnya. Ntar kuganti deh uang minyaknya.” sogok edi.
okey. Smsin aja alamatnya ya.. aku lagi mandi nih.” kataku seraya menutup pembicaraan kami.

    Selesai mandi dan bersiap-siap, aku segera menuju alamat yang di smskan Edi untuk menjemput Andi. Aku yang sudah di depan pintunya mendadak nyaliku menciut. Kubalikkan badan, mengurungkan niat. Tak berapa lama, pintu itu terbuka. Langkahku terhenti.
hey, sedang apa kau disitu?” tanya orang itu. Kubalikkan badanku, ternyata Andi.
kau sendiri sedang apa disitu?” kubalik tanya.
ini rumahku.” singkatnya.
oo..rumahmu, kukira tadi aku sudah dirumahku.” sahutku bingung mau jawab apa.
sejak kapan rumahmu menjadi rumahku?” mendengar dia berkata seperti itu, aku diam mematung dengan kepala tertunduk malu.
kau tidak mau masuk ke dalam? Edi udah bilang koq kalo kau yang jemput aku.” candanya dengan wajah tersenyum setengah hati. Aku mengernyitkan alisku, melihat ekspresiku dia hanya membuka pintu selebar-lebarnya.
Kulangkahkan ringan kakiku. Kuperhatikan sekeliling ruang  tamunya. Sepi, tak ada siapa pun.
aku tau apa yang ada di pikiranmu. Aku tinggal sendiri di sini.” katanya mulai membuka obrolan.
sendiri? Orang tuamu?” tanyaku membuat raut wajahnya  berubah.
mereka sudah meninggal.” katanya dengan nada datar. Kudekati dia yang duduk di kursi piano yang ada di ujung ruang tamu.
maaf. Aku nggak tau.” kataku menyesal.
kau mau kuajari main piano?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.
aku nggak tau kalau kau bisa main piano.” jawabku mengikuti alur pembicaraannya.

Kududuk di sampingnya, dengan perlahan  Andi mulai memainkan jemarinya. Nada yang tercipta begitu merdu. Kupandangi dia yang tetap memainkan jemarinya dengan tenang. Dia menutup matanya seolah merasakan irama yang tercipta lebih mendalam. Kupandangi wajahnya yang tenang. Alisnya yang  tertata rapi, dagunya yang panjang . Senyumnya indah.
ternyata kau tampan juga saat tersenyum.” kataku menghentikannya memainkan piano.
apa kau bilang?” tanyanya, menatap mataku. Aku tersenyum padanya, balik dia tersenyum padaku. Dengan jarak yang tak kurang dari sejengkal ini, aku bisa merasakan ketenangan di matanya. Paling tidak untuk saat ini.
kau tau? Ibuku selalu bahagia ketika melihatku memainkan piano ini. Katanya seakan mendengar alunan irama dari surga.” katanya, memalingkan wajahnya.
aku percaya itu.” kataku memberi respon.
berbeda dengan ayahku.. kami selalu bersaing untuk mendapat pujian dari ibuku.”
“boleh aku tau, bagaimana mereka meninggal?” tanyaku dengan nada rendah. Andi menatapku, aku takut.. apa aku baru saja salah ngomong..
ceritanya panjang..” katanya dengan suara lirih.
aku punya banyak waktu.” kataku bersemangat.
kecelakaan yang kurasa terjadi karna aku. Saat itu, aku ingin dibelikan satu set lengkap peralatan musik. Aku bersikeras agar mereka membelikannya untukku. Setelah itu mereka berdua pergi menuju toko alat musik, mereka membelinya. Tapi sebuah kecelakaan beruntun terjadi saat mereka hendak pulang. Herannya, alat musik itu masih utuh sampai dirumah tapi tidak kedua orangtuaku yang hanya tinggal jenazah. Jenazah yang terbujur kaku di dalam peti mati. Seharusnya saat itu aku tak harus egois...” dengan berurai air mata dia menceritakan semuanya. Kumerasa Andi yang sekarang sangat berbeda jauh dengan Andi yang kemarin baru saja menelponku, sekarang dia lebih terlihat begitu rapuh dan kesepian.

Tak kusadari, akupun ikut meneteskan air mata. Hingga membuat Andi balik menatapku. Dia menghapus air mataku, aku tersenyum.
seharusnya aku yang menghapus air matamu.”kataku sedikit malu.
seorang lelaki tidak butuh orang lain untuk menghapus air matanya sendiri.” katanya dengan sangat bijak.
kau tau,Andi? Semua yang kau bicarakan dalam situasi seperti ini terdengar bijak.” kataku memuji.
ya bijak bagi orang lain. Tapi buatku sendiri.. bijak itu tidak pernah terwujud.”
kenapa kau berkata seperti itu?” tanyaku bingung.
aku selalu memberi nasehat ke orang lain, tapi nasehat itu justru tak pernah kutujukan ke diriku.”
“kalo begitu, kenapa tidak mendengar nasehat dari orang lain?” usulku merasa cerdas. Dengan tatapan heran Andi menatapku.
kau tau bahwa Tuhan  punya rencana bagi umatnya. Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi. Dan percayalah di setiap musibah yang terjadi, ada hikmah yang tersembunyi.” kataku tersenyum tenang.
Andi tersenyum mendengar perkataanku sepertinya dia tak percaya, seorang Rini bisa berkata seperti itu.
 “hey kenapa kau tidak bergabung denganku dalam aksi sosialku?” ajakku yang berharap dia mengiyakannya.
tidak.” jawabnya.
kenapa?” tanyaku dengan wajah memelas dan nada merengek.
jangan menatapku seperti itu. Itu membuatku merasa aneh.” dia menjawab lari dari yang kupertanyakan.
kau belum menjawab pertanyaanku..?” kali ini dengan tampang 3x lebih memelas.
kau mengulanginya lagi. Sudah kubilang hentikan itu, kau membuatku merasa aneh.” diulanginya lagi perkataannya.
apa?? Mengulangi apa?? Dan kenapa kau merasa aneh?” tanyaku masih dengan tampang memelas.
tatapanmu itu. Dan juga nada bicaramu itu..terdengar seperti kau sedang merengek pada kekasihmu saja.” aku terdiam mendengar perkataannya.
untuk saat ini aku belum siap. Tapi jika aku sudah siap, akan kuiyakan ajakanmu.
karna perasaanmu yang merasa bersalah atas kejadian yang menimpa orang tuamu? Dan apa karna ini juga kau mesti pindah ke kost Edi” tanyaku to the point.
entahlah.“ singkatnya.
tapi kalo aku minta bantuan dalam aksi sosialku, bisa kan?” tanyaku.
ya, selagi itu tidak merepotkanku.” hanya itu yang kudengar sebelum percakapan kami berakhir.***


Senin, 16 April 2012

CEWEK JANTAN DIKEJAR CINTA

hay..hay..hay...
pkbr nih??? jumpa lgi deh qt disini...
yup...hnya di blog ini qt bsa sling komunikasi....
ntr kpn2 bwt acra kumpul2 para blogger lucu x yah??? psti seru...xixixixiii
tpi ap daya???? diriqu jauhhhhhh....di pknbaru,,
tpi lw ad yg di pknbaru,,ntr qt contact yah...
wkkwkwkwkwkkkk... ngarep.com

okey lah,,,hmmm udh bnyk y chapter qu??? skrg giliran chapter ke 8....
wah... udh ke 8 ja nih...xixiixxixiii
tpi tenang yah mas bro n mbak bro....^^
msih bnyk chapter ny..
sekedar saran nih::::
"biar gk boring bacany,,sdiakn popcorn atw cemilan lain ny y...heheheeeee.

jennggg jeennggg jeengggg...
cek this out" chapter 8
:::::::::....>>>>>>


CHAPTER 8....:::
yang tak terduga 2


        Malam minggu ini, aku besiap-siap pergi dengan Edi ke acara meeting EO-nya. Agak heran sih, masa meeting kerjaan malam minggu udah kayak orang ngedate aja. Dan ini juga salah satu side job-ku juga bekerja di EO yang didirikan oleh Edi.

eh ya, ada anak baru nih, tapi tuh anak juga manager perusahaan asuransi, kalo gak salah. kata Edi sambil menunjukkan daftar nama anggota.
wah.... mesti punya sejuta alasan nih! sahutku.
 sejuta alasan? Buat apa? tanya Edi, membloon.
kau bilang tadi asuransi kan? Berarti marketing, dan kau tau apa artinya itu? Bukan gak mungkin kalo ntar kita ketemu, pasti ditawarin asuransinya deh..
yaelah... gak mungkinlah. Dia kan bukan sepertimu, jualan baju usaha sendiripun ditawarin ke semua anggota. Kau itu sudah sama seperti tukang kredit  balasnya membela.
“waduh, parah tuh. Kalau kata Bang Choky Sitohang, Pembunuhan karakter tuh.” balasku lagi sambil menunjuk-nunjuk wajah si Edi.
dari pada Karakter yang dibunuh, mending kau yang kubunuh sekalian.” Kali ini tak kubalas perkataannya. Aku menyerah.

 “eh..itu anaknya.” sambung  Edi menunjuk ke arah seorang cowok berkemeja biru dengan ransel biru juga yang menggantung di pundaknya.
hey.. udah kenalan ama yang lain?” tanya Edi padanya.
udah, ramah semuanya.” sahutnya.
ini kenalin Rini.. sahabatku. Kalo gak ada aku, kamu bisa cari dia.
hay, aku Persi.
hay.... jadi nama kamu, Persi?” tanyaku sok akrab. Ternyata anggota baru yang dikenalkan oleh Edi adalah bos perusahaan asuransi yang kemarin.
udah kenal?” tanya Edi penasaran. Mendengar pertanyaan Edi, kami berdua hanya tersenyum. Seolah perkenalan kami hanya kami saja yang boleh tau.
singkat amat namanya.. pasti kepanjangannya kayak nama filmmm... kalo gak salah Prince of  Persia.” kataku coba mengingat sambil memperhatikan pakaiannya yang tidak terlihat seperti pengusaha.
ah..bisa aja, mana bisa disamain.”
iya nih, si Rini emang doyan becanda.” kata Edi, ikut-ikutan.
doyan??.. emang kue??!!” kataku lagi membuat suasana semakin rame. ***


    Seperti biasa setiap minggu sore, aku dan teman rumpiku kumpul-kumpul. Kali ini kami ngumpul di rumah Bunga. Di pondok belakang rumahnya, kami ngerumpi beramai-ramai.
eh, pada bawa laptop gak?” tanya Uli.
bawa, Boss.” jawab kami serempak.
internetan yuk.. cari gebetan di pesbuk.” tawar Uli.
facebook, non..” jelasku
iya.. salah sebut doank.” balas Uli membela diri.
yuk-yuk, kalo cari cowok mah... aku niat banget.” Kata Anita yang kami sebut sebagai PENJARAH LELAKI.
Sementara semua pada sibuk internetan, aku malah asik tidur-tiduran.
neng, mu gak internetan?’ tanya Anita padaku.
iya..  facebook-facebook.” sambung Bunga.
ahh, males. Palingan masih yang kemaren-kemaren juga.”
duh.. di cek donk fb-mu. Kali aja ada yang tertarik.” saran Uli.
mending kalo ada, kalo gak?”
gampang, pake aja magnet. Pasti tertarik.” saran Bunga mulai ngaco.
emang aku ini besi apa?” balasku sedikit emosi.
yah... kalo gak besi di cek donk fbnya.” kali ini Bunga berhasil memanasiku.

    Kunyalakan laptopku, langsung ku login ke facebook.
1 Permintaan pertemanan, ku klik. Sepertinya aku kenal dengan wajahnya. Kayak pernah lihat dimana yah??
Whatt??!! Astaga ini gak mungkin!! Dari mana dia tau fbku? Aduuhhhh.. kali ini aku yang merasa gerah, mendadak terasa panas di pondok ini. Jantungku deg-degan, apa maksudnya nih?! Ternyata orangnya adalah Boss Perusahaan yang aku dan Uli datangi kemarin, dan juga orang yang sama yang dikenalkan Edi denganku.
Untuk menghindari pertanyaan dari teman-temanku, langsung ku konfirm dia. Setelah itu, done! Ku tutup laptopku segera.
napa, Rin?” tanya Anita.
gak papa koq. Gimana udah dapat blum cowok incaran kalian?” tanyaku balik untuk mengalihkan pembicaraan.
ada nih.. gimana kalo ini cocok nih ma Uli.” kata Bunga smbil memperlihatkan laptopnya.
HA HA HA...” ketawaku langsung lepas kala kulihat fotonya adalah kera-kera yang bergelantungan.
wah... saraf ni orang. Teganya nawarin ke aku yang begituan.” Uli mulai emosi.
lha si Uli, esmosi dia. Ini kan baru foto. Nah orangnya, kita kan lum lihat.
emang orangnya gimana, Ra?” tanya Anita.
yah sama, mirip. Hehehe
uuhhhh... terus aja, hina temanmu ini. Sampe puas, semoga Tuhan membalas kalian.
gak lah. Tuhan mah.. sayang ama kami.” Bunga tak mau kalah dari Uli.
kali aja kalian dikasih turunan monyet, baru nyahok..” kali ini gantian Uli yang tertawa.
huussh..!! amit-amit cabang bayi deh..” jawabku sambil mengetok meja bulat di tengah kami. ***

Kamis, 12 April 2012

CEWEK JANTAN DIKEJAR CINTA

HOHOHOOOOoooo......
pakbar nih??? baik ya??? (yg gk baik te2p mesti baik lw mampir ke sini.. xixixiixiii)

skrg qu mw share chapter yg ke berapa yah???? ke 6 yah?? hmmmm,,,, iyah ke 6 (ngomong ndiri"") tapi tmbah lgi denkkk,,
jdinya CHAPTER 6 n 7.. heheee

eh ya,,,bwt yg bru mampir..HARAP liat chapter2 sblumny ya....
krn byk yg bingung nih gra2 gk ngikutin chapter ny dri awal.. -_-" huffftttttttttttttttt,,,
(tapi dimaklumin koq,,,,HIDUP,,Maklum..?!!!!) ^_^

ywdh,,,lgsg ajah x yah.. pdhl tdiny qu pngen share ny minggu atw sabtu. 
Tpi berhubung ad acara MARHOBAS hri sbtu n PESTA hri mingguny drumh qu...
yah.....
skrg ja x yah qu share ny,,,
okeeeyyy...
ready ya???? okeee...... this is it..?!!!!!


CHAPTER 6,,
Solidaritas Pertemanan
Hari ini, hari senin pagi. Kutinggalkan sejenak segala urusanku yang kemarin. Kali ini aku menemani Lala ke sebuah Perusahaan Asuransi untuk mengajukan surat riset untuk tugas akhir kuliahnya.
“dimana tempatnya?” tanyaku sambil mengendarai motor bebek kesayanganku.
“tempat yang kemarin itu loh... masih inget kan?”
“oo..yang disampingnya jualan bakso granat itu kan?”
Kulajukan motor bebekku ke tempat yang dimaksud Uli. Sampai di sana kuparkirkan motorku di tempat yang teduh. Sedikit melirik kaca spion...
“eh,Li.. gak salah nih kita pake baju gini? Aku gak pede nih. Aku tunggu di parkiran aja yah..” pintaku pada Uli. Maklum kami sedikit SALTUM.
“masuk ajalah.. gak papa koq. Memangnya kau mau menunggu di sini? Ntar kering, trus gosong, lagi..” kata-kata Uli masuk akal juga, hari ini lumayan panas. Perlahan kutatap matahari yang tepat berada di atas kepalaku, wiihh.. silau sekali.
“iya ya.. ntar kalo aku gosong, gak cantik lagi, denk..”
“iya, makanya.. ayuk.” tegas Uli seraya menarik lengan jaketku.

    Perlahan kami ketok pintu kantor itu. Sejenak kami duduk di ruang tunggu. Dan tak lama, sekretarisnya menghampiri kami.
“ya udah. Kata Bapak, kalian boleh masuk.”
“makasih ya, Mbak.” jawab Uli lembut.
“aku tunggu sini aja ya.” pintaku pelan.
“gak!! Ayuk masuk.” paksa Uli menarikku.

    Dengan sedikit menolak, aku pelankan langkahku. Uli yang mulai tak sabar melihat tingkahku, mulai mendorongku. Suasana yang tadinya hening, mulai berisik karna suara kami berdua. Uli masih saja mendorongku menuju satu pintu. Pintu yang tertutup tapi saat Uli mendorongku lagi, pintu terbuka.. dan bisa ditebak, aku ditabrakkan Uli secara tidak sengaja pada seseorang yang tak ku kenal.
“aduuhhh.” jawab kami bersamaan.
“tuh kan Uli.. aku nabrak nih. Maaf, Pak..saya gak sengaja.” pintaku pada lelaki tinggi dan rapi itu seraya merapikan kemejanya.
“ya udah gak papa. Ayo silahkan masuk.” balas lelaki itu dengan ramah.
“okey.. ada yang perlu dibantu?” tanyanya sopan.
“iya, begini.. Pak. Saya mau minta izin untuk mengajukan surat riset ke Perusahaan ini...” jelas Uli panjang lebar.

    Bla-bla-bla.... boring banget ngedengerin mereka berdua ngomongin hal-hal yang 100% sama sekali gak ku mengerti. Lalu datang si Mbak sekretaris membawakan 2 minuman dingin kepada kami.
“makasih ya, Mbak..” ucapku pada sekretaris cantik itu.
    Lama kuperhatikan minuman yang berada tepat di hadapanku. Aku haus sekali.. aku pengen minum tuh air tapi kan gak enak kalo gak ditawarin ama orangnya.
“ni boleh diminum gak?” kata-kataku itu memotong pembicaraan mereka.
“oo..boleh, kalo mau minuman kaleng, ntar bisa diambilin.” tawar lelaki yang bertampang muda itu.
“hehehe.. ini aja cukup koq.” Ku mulai basa-basi.
    Ku ambil minuman itu dan kugunakan pipet kecil yang telah disediakan. Dan.... sekejap saja minuman itu sudah habis, ludes. Kembali kuperhatikan mereka, laammaaa.... sekali. Tau gini, aku nunggu di parkiran aja tadi. Gosong-gosong deh situ. Ku ambil bungkus pipet tadi, dan ku mulai bersikap gak sabaran. Ku tarik-tarik bungkus itu, lalu.... putus.. o-o-o.
“moyong-eh moyong..” jawabku kaget. Duh, knapa juga si Monyong pake ikut-ikutan sih?? kuperhatikan mereka berdua, pembicaraan mereka terhenti. Mereka berdua menatapku tajam, terutama Uli.
“hehehe.. maaf. Sok atuh dilanjutin lagi.” kataku sedikit menahan malu. Dan mereka berdua pun tertawa kecil menanggapiku.
“yang ini siapa namanya?” tanya lelaki itu padaku.
“saya.. Rini.”jawabku singkat.
“kuliah juga? Sama?”
“oh..nggak. Saya.. hmm.. wirausaha.” Jawabku ngasal.
“oh..bagus itu. Dah punya asuransi? Kalo ada perlu silahkan hubungi saya.” Tawarnya sambil menyodorkan kartu namanya padaku.Huuhhh, dasar Marketing!! Dimana-mana gak pernah lupa ama jualannya, tetep...yukk mariii,,,,*** 





CHAPTER 7,,,
Yang Tak Terduga 1
Huuuft...lelah sekali hari ini, udah panas-panasan tapi gak papa, kan dapat traktiran dari Uli, hehehe. Tiba-tiba hpku berdering...
Oh woooah... oh woooah... oh woooah,oh..
You know you love me, i know you care
You shoot whenever and i’ll be there
You want my love, you want my heart...

Lagu Baby, Justin Bieber mengalun merdu sebagai nada dering hpku. Buru-buru ku raih hpku yang ada di seberang tempat tidurku. Sejenak kulihat nomor baru di layar hpku, sebenarnya aku gak terlalu senang menerima telpon dari nomor yang gak ku kenal. Tapi,,,,
“ya..?”
“halo.. ni Rini?” ternyata  suara cowok! Sapa ya? Hmmm..
“iya ni sapa?” tanyaku pelan.
“ni Andi, temannya Edi. Masih inget kan?”
Aduuuhhhh... cem mene nih? Nekat amat sih ni anak.
“oh..inget koq. Masa tetangga sendiri lupa. Dapat nomorku dari mana?”
“ya dari sapa lagi... ya dari si Edi lah.”
Tuh kan..!! Emang dasar Kampret tuh anak. Awas kalo ketemu, habis tuh anak ku jitakin, biar sampe gak bisa numbuh  rambut lagi tuh kepala!
“halloo... masih ada orangnya gak?” tanya Andi dari seberang sana.
“eh, iya.. masih idup malah.” jawabku spontan.
“soal yang di mall kemarin sory ya..”
“gak papa, MP3-ny aja gak marah. Masa ku mesti marah seh??” dengan santai, aku mulai menanggapi perkataan Andi.
“hehehe, kamu lucu ya?”
“akh..gak, biasa aja koq. Kalau masalah lucu,, ntu emang udah bawaan dari orok”
“hahahah,,,,,tuh kan, lucu.. owh ya, Edi banyak cerita soal kamu loh..” tampaknya Andi mulai memancingku (ikan kalee dipancing).
“Edi?? Wah.. crita apa aja tuh anak? Jangan-jangan crita yang jelek-jelek, lagi.”
“sapa bilang? Edi critanya yang baek-baek aja koq. Mau tau apa aja yang dicritainnya?”
“aku dah tau. Pasti dia bilang kalo aku itu baek, ramah, manis, rajin menabung. Ya kan?”
“koq tau?”
“yah.. si Edi didengerin, dia mah orangnya gak pernah berkembang, tingkatannya segitu mulu. Dari dulu mempromosikan aku ke teman-temannya selalu pake alasan yang itu-itu aja.” jelasku.
“oo... gitu. Kalian deket banget ya?”
“emang sih... udah kayak sodara malah.”
“jangan-jangan Edi suka lagi samamu.” Kata Andi mulai menggodaku.
“si Edi atau kau yang suka ama aku?” balasku hingga membuat dia terdiam di ujung telepon sana.
“Ndi... udah dulu yah. Ngantuk nih.”
“jadi mau langsung tidur?”
“ya iya donk. Gak mungkin kan aku mau jogging tengah malam gini...” perkataanku pun mulai ngaco.
“HA HA HA...” suara ketawa Andi keras sekali.
“huussh!! Dah malam nih, ketawamu ngalahin ketawanya kuntilanak.”
“ya deh. Sampai besok ya...”
“yoi...” balasku menutup telponnya.
    Hari ini benar-benar kacau. Koq bisa ya? Mimpi apa coba aku tadi malam? Semoga hari esok, lebih waras lagi.***


Senin, 09 April 2012

CEWEK JANTAN DIKEJAR CINTA

Sebelumnya nih,,,
thanks yah bwt temen2 blog qu yg udh mampir...
pujian xan n kritikan dri xan smwa sngat berguna..
(nangis ala miss universe...heheee)  
Nih,qu udh siapin chapter ke 4 n chapter ke 5,,, 

selamat mnikmati,,,,,^_^
tetep ikutin yah....
masih bnyk chapter2 berikutnya...


CHAPTER 4,,, :
Hari yang Mengharukan
Pagi ini aku dapat callingan job. Job bukan sembarangan job. Aku bekerja sebagai tenaga freelancer sebuah perusahaan yang bergerak di bidang aksi sosial yang memberikan bantuan dana ke Yayasan atau juga Panti asuhan dan juga rumah singgah bagi anak-anak terlantar . Kali ini aku mendapat tugas memantau objek yang akan menerima bantuan dari perusahaan.
“jadi, beginilah rumah kami. Apa adanya, tidak seperti rumah yang lainnya.” kata ibu panti asuhan yang aku kunjungi saat memasuki rumah panti asuhannya.
“tidak apa-apa buk. Yang penting kan ada tempat tinggal, gak kepanasan dan gak kehujanan.” kataku berusaha tulus.
“jadi berapa anak asuh yang ada disini, buk?” tanyaku langsung ke pokoknya. “ya disini ada 20 orang anak. 5 di antaranya sudah kuliah dengan biaya sendiri, 6 lagi SMP, 8 sekolah SD dan satu lagi masih bayi dan juga baru disini. Sekitar 2 minggu yang lalu.” jelas ibu itu pelan.
“ada bayi?” tanyaku kaget.
“iya, mbak. Itu juga ibu gak tau siapa ayah dan ibunya. Tiba-tiba aja paginya ibu mau bersihkan teras sudah ada bayi. Ya udah ibu bawa masuk aja.”
Mendengar cerita ibu itu, aku sedikit terenyuh. Lalu aku meminta ibu itu untuk mengantarku ke tempat bayi itu sekarang. Kugendong bayi itu. Kuusapi wajahnya, begitu halus dan terawat. Tanpa kusadari air mataku menitik, mengingat orang tua mana yang tega membuang bayi yang cantik dan tak berdosa seperti ini???
Hampir 3 jam aku ada di tempat itu. Kuberikan surat keterangan beserta data-data yang diperlukan yang wajib diisi oleh ibu panti itu sebagai persyaratan untuk menerima dana bantuan. Yah.. mau bagaimana lagi, memang sedikit ribet tapi kalau tidak seperti ini ada saja pihak-pihak yang menyalahgunakan.
“baik bu. Kalo begitu surat keterangan dan data-data ini akan saya ajukan ke perusahaan kami. Jika disetujui saya akan memberitahukan kembali ke ibu.” setelah berpamitan aku pun meninggalkan panti asuhan itu. ***


CHAPTER 5,,,

Jadwal Merenungku
“tante Rini...” sore ini  setelah aku pulang dari panti asuhan yang kukunjungi, ku dengar Popi, anak tetanggaku, memanggilku.
“iya..apa,Pi?” tanyaku, lembut.
“bang  Andi kirim salam.” pesan singkat itu sempat membuatku bengong bak kambing congek. Ku lihat Popi tersenyum berlari kerumahnya.
    Apa??!! Andi kirim salam?? Onde-mande-Tuesday-Wednesday.. koq jadi gini sih? aduh.. makin ribet aja urusannya. ***

    Malamnya, diatap rumahku, aku sedang merenung sendirian. Merenungi kehidupanku, apa yang telah kulalui dan apa yang akan kulalui esoknya. Aku memang sangat senang merenung seperti ini, sendirian dan hening juga tenang. Tak ada yang mengganggu hingga si Edi datang menghampiriku.
“lagi ngapaen, neng? Merenung?” tanya Edi dengan panggilan Neng untuk memanggilku. Kuanggukkan kepalaku mengiyakan pertanyaannya.
“eh iya.. gimana dengan renunganmu? Udah sampe mana?”tanyanya lagi.
“udah sampe mana.. memangnya kau pikir aku lagi ngukur jalan?... Tapi lama-lama aku koq ngerasa merenung membuatku sutris..” kataku panjang.
“sutris???....” Edi membingung.
“maksudnya stressssssss.....”
“ah..kau ini, pake stress segala.”
“eh iya gimana dengan kegiatan sosial mu?” tanyanya lagi.
“masih. Emang kenapa? Mau ikutan?” tanyaku bersemangat.
“hmm...gak ah.” singkatnya.
“kenapa? Kan asik kita banyak teman, trus yang pasti amal kita bertambah.” jelasku.

“amal aja yang kau pikirkan..” katanya sambil menjitak kepalaku.
“hey bung...kita di dunia ini hidup memang sebenarnya buat mencari amal. Bukannya cari kekayaan.” kataku mengajari.
“iya. Tapi kalau kita cuma cari amal aja, trus kita makan pake apa? Membiayai hidup pake apa?” tanyanya mebabibuta. Aku terdiam menatapnya.
“kenapa kau melihatku seperti itu?” tanyanya dengan pandangan sinis.
“aku sedang berpikir.. apa otakmu ini isinya hanya uang saja? Sampai kau lupa akan kebutuhan kita setelah kita meninggalkan dunia ini?” kali ini aku berceramah.
“lama-lama bicara denganmu serasa berbicara dengan orang yang belum kukenal. Apa ini akibat yang ditimbulkan dari kegiatan merenungmu itu???” dia bertanya balik.
“ah..kau ini. Ada-ada saja jawabanmu kalau ditanya. Sudah ah.. bisa tambah stress aku nanti.” kataku mengakhiri perdebatan.
Tak lama setelah kami berdebat tentang amal, kulihat Andi sedang bertelepon di halaman rumah kostnya. Kelihatannya sedang marah-marah.
“eh Ed, kawanmu kenapa? Nelpon koq marah-marah gitu?” tanyaku pada Edi yang juga memperhatikan Andi.
“iya. Tadi dia curhat gitu ama aku. Trus kayaknya dia bakalan lama deh tinggal  disini. Kasihan dia....” jelas Edi dengan tampang memelas.
“kasihan?? Emang dia kenapa?” tanyaku ingin tau.
“dia itu lagi ada problem, tapi yang pasti detail problemnya aku gak bisa kasih tau, Neng. Ntar kalo kita udah pada akrab satu sama lain... baru deh kita buka-bukaan.” jawab David main rahasiaan.
“hmmm...baju kali dibuka-buka.”
“apa menurutmu dia butuh suntikan rohani?” sambungku hingga membuat Edi cepat menatapku.
“kenapa? Memang ada yang salah dengan ucapanku?” tanyaku balik menatapnya.
“nggak. Cuma... ya terserahmu sajalah. Kalau berhasil ya, syukur. Kalau gak berhasil ya, apa mau dikata.” ucapnya dengan sangat pasrah.
“udah ah, aku mau tidur aja.. udah malam juga kan?” balasku sambil berlalu tanpa menunggu respon dari si Edi. ***

Sabtu, 07 April 2012

CEWEK JANTAN DIKEJAR CINTA

ini chapter ke 2 + chapter ke 3....
siiaaapppp yah????????
siap gk siap,,,nih entri jga bakal dimunculkan ke muka bumi...
kwkwkwkwwkkkk...
(lebay mendalami.....)
silahkan dinikmati,,,,, ^_^

CHAPTER 2,,
 Jadi Kepikiran
Sudah sebulan sejak kejadian waktu di mall itu. Tapi koq aneh? Ku kepikiran terus ama tuh cowok. Tiap ke mall, aku slalu aja berharap kami bisa ketemu lagi. Jangan-jangan ku falling in love, lagi...eitsss, tunggu dulu. Terlalu cepat kayaknya kalo aku bilang gitu. Mana tau cuma rasa suka sesaat yang berlebihan. Sama kayak kejadian yang beberapa bulan lalu... gak sengaja dikenalin tetangga ama temennya. Trus lama kelamaan jadi kepikiran, ujung-ujungnya setelah ditelusuri ternyata hanya sebatas rasa kagum yang sedikit berlebihan aja.
    Tapi untuk yang satu ini, belum bisa terIDENTIFIKASI. Cowok itu.. eh tunggu dulu siapa namanya?.. Andi ya.. eh ya Andi. Cakep sih, bersih, rapi juga. Akkhhh..gak tau deh. Belum bisa dipastikan. Ketemu juga baru sekali, yang didapat baru Kesan Pertama. Tapi untuk kesan selanjutnya belum jelas.. terserah ama yang diatas aja, denk.. gimana bagusnya aja.. (pasrah amat yah....)
                       

CHAPTER 3,
Pertemuan Kedua
    Hari ini ku gak ada kegiatan. Bosan dirumah, sendirian, aku pergi ke rumah tetanggaku. Dengan hati riang kulangkahkan kakiku.
“siang...” sapa ku ramah.
“eh si Rini. Masuk, Rin.. dah lama gak maen kesini?” jawab wanita beranak satu, yang biasa kupanggil kakak itu.
“he he biasa orang sibuk, susah ngatur jadwal. Lagi gak ada kerjaan, bosan sendirian dirumah.” Jelasku panjang lebar.
“rame kali, kak. Banyak motor diluar. Emang udah dijadikan lahan parkiran ya halaman rumah kakak?”
“parkiran??.. gak ah.. tuh ada anak kost baru. Lumayanlah nambah duit masuk.”
“oooo...”hanya itu yang ku ucapkan.
    Tak lama, ku dengar ada suara lelaki yang sedang bercakap.
“ya udahlah... ntar aja lagi dikerjain. Capek, hah..” ternyata suara Edi, salah satu anak kost yang ngekost.
“eh..ada si Rini. Pakabar, Rin? lama tak maen kesini..” cerocos Edi.
“Ediiii...!! iihhh..makin kangen aja denk aku ama Edi.” jawabku tak kalah heboh.
“makin cantik aja Rin..” puji, Edi. “hmm..mulai lagi, mau pinjam duit berapa?” balasku.
“iihh...segitunya” keluh Edi, seraya merapatkan diri padaku.

“yah... dia malah nempel-nempel. Cium tangan dulu, gih.” pintaku pada Edi, sambil mengajukan tangan kananku.
“yee...si Eneng. Gak ada romantis-romantisnya, padahal dia cewek tuh!!”
“iya. Cewek tapi cewek jantan.” potong kakak kost itu, sebelum ku menjawab Edi. Dan satu ruangan pun mulai memanggilku Cewek Jantan. Sedangkan aku hanya bisa tersipu malu....
“Rin...mau cowok gak? Ku ada kawan tuh.. yang mau ngekost disini.” Sepertinya Edi mulai menawarkan barang baru pada ku.
“cakep gak?” tanyaku bersemangat.
 “cakep...!!” jawab Edi tak kalah bersemangat denganku.
“motornya apa? Kawasaki bukan?”
“yee...CEWEK KNALPOT..!!” Edi pun membentakku.
“yaa...bukan gitu. Cuma...”
“udah...liat kan motor kawasaki di depan? Nah itu motornya.”
Langsung ku perhatiin detil-detil kawasaki hitam itu,KEREN...mengkilap. Masih dengan keasyikanku memperhatikan kawasaki itu, tiba-tiba aja Edi memanggil temannya.
“Ndi...sinilah dulu, ada yang mau kenalan ama kawasaki kamu..!” teriakan Edi membuyarkan perhatianku.
“apa-apaan sih Edi.. norak deh, iihhhh..!!” secepat kilat kujitak kepalanya.
“aduh..!! knapa?” tanya Edi, keras.

“kamu juga, emang ku minta kenalin?” jawabku sambil memonyongkan bibir.
“lha emang iya kan?”
“gak..!!” karna kesal kujitaki lagi kepala plontosnya. Dan ku smack down Edi si Kutu Kupret.
“Rin..udah Rin. Tolong ya..ampun.. udah badan gepeng, ntar tambah gepeng lagi.” Edi mulai lagi dengan curhatan badan gepengnya.
“biar aja.. ntar tinggal di bungkus, dijual ke pasar loak..” kataku yang mulai gerem dengannya.
“kalian ngapaen?” terdengar suara cowok.
Pergulatan antara aku dan Edi pun berakhir sudah. Kupalingkan wajahku ke arah cowok itu.
“Oh MG...!! Dia lagi.. aduh.. mati aku.. koq bisa ketemu disini sih??” keluhku dalam hati sambil menggaruk-garuk kepalaku  yang 100% non ketombe. Perlahan-lahan kepalaku pun mulai tertunduk lesu.
“tau nih!! Cewek cuma bungkus luatnya aja! Tapi tenaganya gak kalah sama tenaga kuda.”
Kali ini ku biarkan Edi menjelekkan ku pada temannya.Aku udah hilang semangat buat ngebalas omongannya.
“wooiii..kau knapa? Koq salah tingkah gitu? Hehe kesemsem ya ama temanku??” goda Edi.
“gak....sapa namanya? Aku Rini..” dengan santai ku sodorkan tanganku bersalaman.
“Andi..” jawabnya singkat sambil menyambut tanganku. Dan tak lupa dengan senyumannya itu.

Astaga... aku salaman ama Andi..!! Rasanya jantungku ingin meloncat keluar dan menari di hadapanku. Agar ku terhindar dari rasa senang yang berlabihan ini, aku coba berpamitan pulang.
“kamu yang kemaren kan?” tanya Andi penasaran.
“hah?? Bukan-bukan. Udah dulu ya.. aku ada kerjaan. Kapan-kapan disambung lagi. Kak, popi, aku pulang ya...eh Kupret, ku pulang ya..semuanya, ku pulang   ya..” tutup ku panjang lebar berpamitan.
Duh... tuh anak, ngapaen juga mesti ngekost di sebelah rumahku. Emang gak ada apa tempat kost laennya...huuhhff.***

Minggu, 01 April 2012

CEWEK JANTAN DIKEJAR CINTA

INI DIA NIH....
ini loh yg qu bilang tulisan qu....
mohon koment n saran yah....
READY for the first??????? come on....... wusshhhhhhhhhhhhhh :D


CHAPTER 1,,

 Pertemuan yang Tak Disengaja

Ciiiiiittt.......!!!
Kuparkirkan motor bebek kesayanganku di parkiran mall, lebih tepatnya di samping motor kawasaki hitam yang macho.
“Akhirnya sampai juga. Gila ni hari panas betul, udah kayak di gurun pasir aja..” keluhku.
    Segera ku berjalan cepat menuju mall, yap.. hari ini aku ada janji ngumpul bareng ama temen-temenku. Kuambil MP3 ku yang ada dalam tas sandangku, kupasang headsetnya dan kusangkutkan di kedua lubang telingaku. Lalu ku mulai memilih lagu untuk ku play kan, tiba-tiba....
“monyong-eh monyong.... yah, MP3ku....” MP3 ku jatuh ke lantai. Ternyata ku menabrak seseorang.
Dengan wajah kesal, ku pandang wajah orang yang menabrak ku, bukannya takut atau cemas  atau merasa bersalah kek, eh...malah ketawa cengengesan.
“ngapaen ketawa??? gak liat apa, MP3 ku jatuh?!! Huuhhh....Gimana kalo rusak?? Duh...malah baru beli, lagi.” omel ku sambil mengelus-elus MP3 ku.
“sory ya gak sengaja, aku lagi buru-buru neh. Rusak ya?? Kalo rusak, ntar aku ganti deh.” jawab cowok itu sambil tersenyum.
“eh..bukan masalah duit neh!! Tapi artinya yang penting.” jawabku ngotot.
Masih dengan wajah yang penuh kekesalan, kutinggalkan cowok itu, bergegas menuju lantai 2 tempat janjian dengan teman-temanku.
                       
“woii...sory ya telat, tadi ada incident sedikit.” sapaku ke sekumpulan teman-temanku.
“yah si eneng... baru datang. Arisan dah mulai neh.”
“arisan apaan neh?? Emang kita kumpulan emak-emak apa?? Ada-ada aja denk.”
“emang ade ape neng?? Koq bisa telat?” tanya Anita.
“biasa ada fans narsis yang ngotot minta tanda tangan artis.” jawabku ngaco.
“yee...belagak artis terkenal??” balas Bunga.
“lha..emang iya artis kan?? Buktinya kalian mau aja nungguin aku di sini...” balasku juga.
“emang lah ya,kau ini ada aja jawabannya.” jawab Bunga.
“he he he... iya dunk.” jawabku sok imut.
“eh eh liat deh ke sana, ada cowok-cowok cakep.” Kata Uli, sambil menunjukkan jarinya ke arah sekumpulan cowok-cowok di seberang meja kami.
“mana-mana??” sewot Anita, yang emang paling nafsu kalo ngomongin cowok.
“alahhhh... palingan berondong-berondong.” Kataku, sinis.
“eh iya, cakep. Eh, Rin, coba deh mu liat. Rugi loh kalo gak liat, cuci mata neh.” paksa Anita yang makin nafsu. Dengan full power nya, Anita memutar kepalaku ke arah cowok-cowok itu.
“apaan sih?? Ihh...ni anak.” kataku kesal sambil menjitak kepalanya. Tak terelakkan lagi, terlihatlah kumpulan cowok-cowok itu. Dan ternyata cowok yang menabrakku tadi ada di sana. Dan tanpa disengaja juga, mata kami pun saling bertabrakkan.

“uuuhhhh... koq bisa kayak gini? Akhhh...” ku berkata sendiri.
“knapa, Rin? kesemsem ya...cakep kan?” goda Bunga padaku.
 “eh..liat-liat. Tuh cowok jalan kesini.” kata Uli, panik.
What??!!! Tuh cowok jalan kesini? Mati aku.. Dengan sigap, ku ambil buku menu yang ada di meja sebelah dan ku tutup muka ku. Moga-moga dia gak liat aku. Duh..mau ngapaen sih tuh anak kesini, jangan-jangan dia mau ngelanjutin masalah yang tadi. Duh..matilah aku..!!
“sory kalo ganggu, namaku Andi.”
“iya, aku Anita. Ada yang bisa dibantu?” tanya Anita sok imut.
“gak, aku cuma mau bilang... salam ya sama si Monyong.” jawab cowok itu singkat dan kembali ke kumpulannya.
Aku yang mendengar itu semula bingung tapi lama-lama  ku sadar, si Monyong??... lha itu kan, kata yang slalu kuucapin kalo aku kaget. Wah..parah tuh cowok, cari mati dia..
“eh, Rin, sapa yang monyong?? Perasaan bibir kita kan pada seksi semua,,” jelas Bunga.
“seksi? Emang mu gak punya kaca ya?? Bibirmu itu lebih mirip tepian kali, lebar kemana-mana..hehe” balas Uli sambil tertawa ngakak.
“sembarangan!!..eh neng..mu ngapaen? Mu kenal ama tuh cowok ya? Jangan-jangan yang dibilang si Monyong itu dirimu, lagi. Jelek amat sih panggilan sayangnya.” kata-kata Bunga baru saja mengagetkanku.
“hahh..gak koq. Gak kenal. Udahlah biarin aja, palingan juga, dia coba tebar pesona ama kita-kita. Ya gak??” Seperti itulah kalo kami sudah ngumpul ada aja yang dibicarain.

perkenalan dulu yuk,,, ^_^

hayy,,,,,,
kenalan dulu yuk...
nama qu I Luv U,,sesuai artinya...aqu menyayangi xan smwa tmen2 bru qu...
(agak lebay y kyknya...???? lw gk lebay,bukn aqu nama ny... :D).
eh y...BLOG ini berisi semua tulisan2 qu yg bsa dibilg "gk lulus terbit... :'( hikss hikss...
tapi gpp....byk jlan mnuju ketenaran....(ahhaahahahahhhh....)
melalui blog ini,,qu mw ngeshare isi tulisan2 qu...
mohon dibaca...
mohon di koment jga y.....
+ jga... lw trtrik bsa jdi member qu koq.. hehheeee (ngarep.com)

OKEY.... ini awalnya dulu ya.....
readyyyyy??????? ini bukn isi tulisan qu tpi masih y biasalah...lw org2 bnyak bilgny ini pendahuluan (kyk nyusun skripsi ja y????)..
disimak y temen..... :* ...^_@ muacchhhh

TULISAN ini berisi kisah-kisah lucu alias komedi dan juga masih berhubungan dengan cinta. Meskipun masih berbau cinta dan juga komedi, tapi bisa dibilang isi TULISAN ini hanya berisi cinta melulu atau bahkan kelucuan melulu.
Ikatan pertemanan yang gak ngebosenin,, lucu,, humor-humor ringan mampu membawa suasana berbeda saat kita membaca buku ini.
Adanya konflik juga memberikan sentuhan dan warna berbeda. Sehingga pembaca tidak bosan dengan jalan cerita. Serta tak ketinggalan juga sedikit hal yang menyangkut kegiatan sosial.
Selain cerita cinta, pertemanan, konflik, di novel ini juga memberikan pesan-pesan positif. Seperti pesan religi (tanpa ada unsur SARA), serta juga ada beberapa kalimat-kalimat bijak, seperti “ seorang lelaki tidak butuh seorang wanita untuk menghapus air matanya.”, serta masih banyak kalimat-kalimat yang menunjukkan kepada kita, khususnya para pembaca untuk lebih mengerti lagi arti hidup selain cinta.